FARMASI DALAM PERSPEKTIF MODERASI BERAGAMA

  • 03 November 2023
  • 03:09 WITA
  • Administrator
  • Berita

apt. ALWIYAH NUR SYARIF, S.Farm., M.Si

Pertama kali mendengarkan istilah Moderasi Beragama, saya merasa Istilah ini hanya milik para pemikir Agama, bahkan tidak pernah sedikitpun terbersit untuk menghubungkan Profesi saya sebagai farmasis dalam lingkup Moderasi Beragama. Rasa ingin tahu mengantarkan saya pada sebuah pertanyaan seperti apa wujud moderasi beragama yang digadang-gadang akan memasuki semua lini kehidupan bermasyarakat? Apa pentingnya mengenal Moderasi Beragama?? Lalu seperti apa gambaran farmasis yang Moderat?


Oktober 2022 lalu, Rektor UIN alauddin Makassar menugaskan kurang lebih 40 Pejabat dan Dosen untuk mengikuti salah satu kegiatan TOT Moderasi Beragama, dalam pelatihan ini sebagai seorang farmasis saya sempat merasa insecure, karena merasa kapasitas dalam pengetahuan agama masih sangat kurang. Namun, setelah mendapatkan beberapa penjelasan dan berdiskusi secara terarah bersama para instruktur Moderasi Beragama. Pada akhirnya saya memahami bahwa konsep moderasi beragama ternyata telah kita adaptasikan dalam kehidupan sehari hari, termasuk dalam dunia farmasi. Dalam setiap sesi diskusi ataupun sosialisasi penekanan terkait Moderasi beragama tidak luput dari Ada 4 indikator moderasi beragama yakni komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan penerimaan terhadap tradisi yang ada ditengah masyarakat. 


Dalam dunia farmasi kita mengenal istilah Etnofarmasi, Fitokimia dan beberapa bidang ilmu yang membahas hubungan sosial masyarakat, bahan alam, antropologi medis, empirisme pengobatan hingga resep turun temurun yang masih digunakan masyarakat. secara garis besar ilmu ini melakukan pendekatan pada sejarah pengobatan dan pengembangan bahan alam berbasis research. Menghubungkan dengan kearifan lokal yang kita miliki dengan kecanggihan teknologi farmasi yang mampu mengungkap khasiat tanaman obat secara ilmiah. Sehingga adanya warisan lokal dari leluhur kita seperti pengobatan tradisional akan tetap menjadi identitas yang kita jaga dan dikembangkan. Hal ini sesuai dengan salah satu indikator moderasi beragama yakni penghormatan terhadap lokalitas/ tradisi. 


Dunia telah mengakui farmasi sebagai profesi yang besar. Dunia farmasi telah banyak menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan, seperti penanganan isu-isu kesehatan dan pengembangan industri farmasi yang efektif. Profesi ini dianggap mampu untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat di masa depan. Dalam perspektif moderasi beragama, Farmasi menjadi Jembatan pengetahuan tradisional dan pengetahuan Modern.


#https://uin-alauddin.ac.id/