FGD dan Workshop Integrasi Keislaman pada Mata Kuliah Prodi Farmasi

  • 27 Desember 2024
  • 02:52 WITA
  • Administrator
  • Berita


Makassar, 27 Desember 2024– Program Studi Farmasi kembali menggelar kegiatan untuk meningkatkan kualitas kurikulum melalui integrasi nilai-nilai keislaman dalam pendidikan farmasi. Kegiatan ini terdiri dari Focus Group Discussion (FGD) dan workshop yang dilaksanakan pada 26 Desember 2024 secara daring dan 27 Desember 2024 secara offline, dengan menghadirkan dua narasumber yang sangat kompeten di bidangnya.

Pada sesi daring, APT. Saepudin, S.Si., M.Si., Ph.D., dosen dari Universitas Islam Indonesia (UII), memaparkan topik “Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Kurikulum Farmasi.” Dalam materi tersebut, beliau menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam pendidikan farmasi, baik dari segi etika, moralitas, maupun profesionalisme. Menurut beliau, dengan mengedepankan ajaran Islam dalam kurikulum farmasi, para mahasiswa diharapkan dapat menjadi farmasis yang tidak hanya cakap dalam bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dalam pelayanan kesehatan.

Selanjutnya, pada 27 Desember 2024, kegiatan dilanjutkan dengan sesi offline yang menghadirkan Dr. Nurkholis A. Gaffar, S.Ag., M.Hum., seorang ahli dalam kajian Islam. Dr. Nurkholis fokus membahas kajian hadis dan Al-Quran yang dapat diintegrasikan dalam mata kuliah farmasi. Dalam pemaparannya, beliau mengungkapkan bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam hadis dan Al-Quran dapat diterapkan dalam profesi farmasi, terutama dalam konteks pengambilan keputusan etis dan pelayanan kesehatan.

Dr. Nurkholis menyampaikan bahwa banyak ajaran dalam Al-Quran dan hadis yang relevan dengan profesi farmasi, seperti konsep amanah, kejujuran, dan keadilan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengelola praktik farmasi. Beliau juga menjelaskan tentang pentingnya mengintegrasikan ajaran Islam dalam kehidupan profesional, khususnya dalam menghadapi tantangan-tantangan etis di bidang kesehatan. Hal ini bertujuan agar para mahasiswa tidak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga memiliki landasan moral yang kuat dalam bertindak sebagai tenaga kesehatan yang peduli dan bertanggung jawab terhadap umat.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari para peserta, yang merasa lebih terinspirasi untuk mengembangkan kurikulum yang lebih inklusif dengan nilai-nilai keislaman, serta mengimplementasikannya dalam praktek profesi mereka kelak. Diharapkan, kegiatan ini dapat melahirkan generasi farmasis yang tidak hanya ahli dalam bidang farmasi, tetapi juga memiliki karakter yang mengedepankan nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam ajaran Islam.

Prodi Farmasi berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan serupa guna meningkatkan kualitas kurikulum dan pendidikan, sehingga menciptakan farmasis yang berkompeten, berintegritas, serta peduli terhadap kemaslahatan umat dan masyarakat luas.


-alw-