Penulis. Dr. Haeria Doloking, M.Si
Mahasiswa farmasi menghadapi tantangan unik berupa padatnya materi kuliah yang bersifat ilmiah dan praktis. Menjadi mahasiswa farmasi bukanlah hal yang mudah. Selain harus menguasai teori yang padat, mahasiswa juga dituntut memahami praktik laboratorium serta mengikuti perkembangan regulasi yang terus berubah. Tantangan ini membuat strategi belajar yang efektif menjadi sangat penting agar proses perkuliahan dapat dijalani dengan lancar sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri. Pandangan ini sejalan dengan prinsip Outcome-Based Education (OBE) yang menekankan pada capaian pembelajaran, bukan sekadar penyampaian materi.
Penerapan strategi belajar yang efektif tidak hanya mempermudah pemahaman materi, tetapi juga membantu mahasiswa menyiapkan diri menjadi calon tenaga kesehatan yang profesional. Berdasarkan pengalaman berbagai perguruan tinggi dan penelitian terkini, mahasiswa Salah satu kunci keberhasilan adalah kemampuan membuat catatan ilmiah yang terstruktur. Catatan ini tidak hanya berfungsi sebagai ringkasan materi kuliah, tetapi juga menjadi sarana berpikir kritis. Beberapa metode, seperti Cornell Notes, mind mapping, hingga penggunaan warna atau diagram, terbukti membantu mahasiswa lebih mudah memahami materi yang rumit, misalnya mekanisme kerja obat atau uji stabilitas sediaan. Keterampilan ini menghubungkan mahasiswa dengan materi perkuliahan sehingga tercipta dialog antara dosen, bahan ajar, dan pemahaman pribadi mahasiswa.
Selain mencatat, keterampilan membaca jurnal ilmiah juga tidak kalah penting. Jurnal adalah pintu utama untuk mengetahui perkembangan terbaru di bidang farmasi, baik terkait penelitian bahan alam, teknologi obat, maupun regulasi halal. Dengan terbiasa membaca jurnal, mahasiswa akan lebih cepat memahami struktur artikel, menilai metode penelitian, hingga mengkritisi data yang disajikan. Kebiasaan ini mendukung kemampuan analisis dan evaluasi yang sangat dibutuhkan dalam dunia akademik maupun profesi.
Menariknya, ketika catatan ilmiah dan kebiasaan membaca jurnal digabungkan, mahasiswa dapat membangun portofolio belajar pribadi. Portofolio ini menjadi sumber pengetahuan yang terorganisasi dengan baik dan dapat digunakan sebagai bekal untuk diskusi, presentasi, maupun penelitian. Dengan begitu, pembelajaran tidak berhenti pada hafalan semata, tetapi berkembang menjadi pemahaman yang lebih mendalam. Dengan portofolio ini, mahasiswa siap berdiskusi, mempresentasikan ide, dan berkontribusi dalam riset dosen atau kegiatan pengabdian masyarakat.
Praktik ini juga sejalan dengan nilai humanisme pendidikan tinggi: mahasiswa tidak dipandang sebagai “penampung” informasi, melainkan sebagai subjek pembelajar yang aktif dan reflektif. Ketika mahasiswa farmasi memiliki bekal strategi belajar yang tepat, mereka tidak hanya menguasai materi, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai etika, integritas, dan kepedulian sosial yang selaras dengan misi Program Studi Farmasi FKIK UIN Alauddin Makassar.
Strategi belajar efektif berbasis catatan ilmiah dan membaca jurnal bukan hanya sekadar metode teknis, tetapi merupakan jembatan yang mempertemukan tuntutan akademik dengan pembentukan karakter ilmuwan muda farmasi. Pendekatan ini membantu mahasiswa menghadapi perkuliahan padat dan beragam, sekaligus mempersiapkan mereka berkontribusi bagi masyarakat sesuai kebutuhan kini dan masa depan

