Keterampilam Berpikir Kritis (Critical Thinking) bagi mahasiswa Farmasi

  • 18 November 2023
  • 08:23 WITA
  • Administrator
  • Berita

Keterampilam Berpikir Kritis (Critical Thinking) bagi mahasiswa Farmasi

Dr. Haeria Doloking, M.Si

 

Fokus utama pendidikan adalah untuk mendorongperkembangan pembelajar untuk membawa mereka daritempat mereka sekarangke tingkat perkembangan yang baru. Model pengembangan intelektual Perry menyoroti ini bahwaPerkembangan pemikiran kritis didukung sebagai hasilpenting dari Pendidikan yang lebih tinggiPerkembangankognitif sangat didukung oleh Pendidikan jenjang lebih tinggiLebih khusus lagi adalah kemampuan meta analisis dariberpikir kritis dalam profesi kesehatan termasuk farmasiKemampuan berpikir kritis ini sangat berkorelasi dengankeberhasilan akademikSejalan dengan itumaka Pendidikan farmasi mengalami perubahan dan perkembangan dari waktuke waktu yang merupakan hasil atau akibat dari pemahamanmengenai pentingnya berpikir kritis, agar menjadi sebuahkebiasaan berpikir

Di lingkungan Pendidikan farmasi, sangat sering kitadengar istilah ‘berpikir kritis”. Misalnyapengajar dapatmerujuk pada pemikiran kritis ketika membahas bagaimanasiswa perlu membuat asumsi yang dapat dipertahankan untukkasus pasienatau memilih terapi terbaik dari antara pilihanpengobatan untuk keadaan khusus pasien. Kemampuanberpikir kritis ini juga sangat penting dalam usaha penemuandan pengembangan obat baru. Dalam hal ini objek berpikirkritis bukan hanya terbatas pada struktur molekul obatsifatfisika kimianyastabilitasnyatetapi juga mencakuppemahaman menyeluruh mengenai tempat aksi obatdaritingkat seluler hingga tingkat molekuler. Berpikir kritistertanam dalam kebiasaan pikiran kitameskipun tidak secarakhusus disebutkan sebagai kebiasaan tunggal yang berbedaSingkatnyakebiasaan berpikir merupakan keterampilan yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran di farmasi

Mengapa harus berpikir kritis? Model Pemikiran Kritisyang di kembangkan lebih dari satu dekade yang lalu oleh Marzano dkkDimensi model Pembelajaran memberikansebuah kerangka berpikir kritis sebagai bagian dari kebiasaanpikiran dasar. Dalam kerangka kerja inikebiasaan pikiranadalah satu dimensisementara pemikiran kompleks adalahdimensi lain; kebiasaan pikiran adalah kemampuan kognitifyang dibutuhkan untuk pemikiran yang kompleks

Gambar 1. Kerangka kognitif Pendidikan farmasi

Farmasi ditinjau dari objek materinyamemilikikerangka dasar dari ilmu-ilmu alamKimia, BiologiFisikadan MatematikaSedangkan ilmu farmasi ditinjau dari objekformalnya merupakan ruang lingkup dari ilmu-ilmukesehatanSecara historis ilmu farmasi dikembangkandari medical sciences, yang berdasarkan kebutuhan yang mendesak perlunya pemisahan ilmu farmasi sebagai ilmupengobatan dari ilmu kedokteran sebagai ilmu tentangdiagnosis

Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa ilmufarmasi mebutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif dari ilmu kimiabiologifisikamatematika, dan medical sains. Pemahaman mendasar dari kajian inidiberikan dalam jenjang Pendidikan sarjanasedangkan kajianintegratifnya mulai diperkenalkan dalam beberapa kajianseperti formulasi dan pembuatan sediaan farmasianalisiskualitatif dan kuantitatif senyawa obatserta pembahasanmengenai aktivitas biologis dan farmakologis dari suatusenyawa obat