apt. SYAMSURI SYAKRI, S.Si., M.Si

Jika sekiranya coretan yg telah tertulis dapat dihapus kembali maka apa yang akan kita tulis selanjutnya? Ibaratkan sebuah cita-cita tidak sedikit orang tua memilihkan jalan terbaik untuk masa depan sang anak, misalnya menjadi seorang dokter, apoteker, polisi, ataupun pekerjaan yang dianggap tidak membuat anak menganggur. Tapi apakah itu sudah jalan yang benar? Mampukah sang anak menjalankan keinginan orangtua demi membahagiakannya? Tentu saja tidak semuanya berhasil. 

Gejolak keinginan yang kuat dari sang anak tentunya berbeda, tidak semua sesuai dengan hasil yang diharapkan. Solusi apa yang mesti dilakukan dengan pilihan tersebut? Disatu sisi, anak tidak ingin mengecewakan orang tua dan sisi lainnya sang anak ingin menjadi diri sendiri melalui cita-cita yang ingin dia gapai. 

Melalui coretan ini saya berpendapat jika sekiranya komunikasi antara orangtua dan anak harus terjalin dengan lebih intens, tidak ada rasa egois di kedua belah pihak. Curahan hati dari anak pun setidaknya menjadi sebuah pertimbangan bagi orangtua, begitupun sebaliknya. Karena bagaimanapun jika tidak didasarkan dengan komunikasi yang baik, maka tidak akan tercipta sebuah solusi yang terbaik. Hal lain yang mesti dijadikan pertimbangan adalah terkait bakat dan minat dari anak tersebut, terkadang kita dapat melihat sebuah cita-cita dari bakat atau hobi anak tersebut. Bakat yg positif seharusnya ditunjang dengan dukungan orangtua, karena pondasi dasar dari sebuah pendidikan adalah keluarga.

Bagi Adek-Adek yang saat ini masih galau dengan cita-citanya, ada baiknya komunikasikan dengan orangtua, minta dukungan penuh, karena doa restu orangtua adalah jembatan kesuksesan meraih impian masa depan.

#https:/2uin-alauddi.ac.id/